Quantcast
Channel: Bali Archives - SWA.co.id
Viewing all 9280 articles
Browse latest View live

Rahasia Tanadewa Villa & Spa Raih Penghargaan Tripadvisor

$
0
0

Tanadewa Luxury Villas & Spa berhasil meraih penghargaan‘Certificate of Excellence’ yang diterima dari Tripadvisor. Penghargaan ini bertujuan untuk mengapresiasi keunggulan layanan dan produk di bidang industri pariwisata, dan diberikan hanya ke pada hotel yang secara konsisten mendapat ulasan ‘luar biasa’ di Tripadvisor. ‘Certificate of Excellence’ dianugerahkan kepada hotel di seluruh dunia dan sebagai bukti layanan berkesinambungan oleh hotel yang bersangkutan, yang terdaftar di Tripadvisor.

Fasilitas spa di Tanadewa

Fasilitas spa di Tanadewa

Dalam menyeleksi pemenang ‘Certificate of Excellence’, Tripadvisor menggunakan perhitungan alogaritma untuk menentukan siapa yang berhak menerima anugerah penghargaan berdasarkan tingkat ulasan. Untuk tetap bertahan pada posisi atas, hotel harus mempertahankan tingkat ulasan paling tidak di angka 4 dari 5 tingakatan, jumlah dan kekinian ulasan. Kriteria yang lain meliputi lama keberlangsungan usaha, dalam hal ini hotel, dan tingkat popularitas di Tripadvisor.

“Dinobatkan sebagai pemenang anugerah ‘TripAdvisor Certificate of Excellence’ adalah sebuah kebanggaan bagi seluruh tim di Tanadewa,” ujar Lisa Taurisia, General Manager Tanadewa. Menurutnya, tidak ada penghargaan yang lebih besar dari diapresiasinya produk dan layanan Tanadewa oleh para tamu. Karena ‘TripAdvisor Certificate of Excellence’ diperoleh berdasarkan ulasan para tamu, penghargaan tersebut menjadi semangat bagi tim Tanadewa untuk terus berkomitmen meningkatkan layanan pelanggan.

“Tripadvisor memberikan penghargaan bagi Industri pariwisata yang luar biasa menjaga konsistensi mereka terhadap kualitas layanan yang unggul,”kata Marc Charron, Presiden Tripadvisor for Business.

Anugerah ‘Certificate of Excellence’ memberikan bukti bahwa hotel – hotel di dunia dengan ulasan paling baik, layak untuk diakui, berdasarkan ulasan dari mereka yang sangat berperan penting – yaitu para tamu. Dari Australia ke Zimbabwe, kami ingin memberikan tepuk tangan kepada para industri pariwisata yang telah dengan sangat baik memberikan pengalaman liburan yang luar biasa kepada para pelancong di Tripadvisor.

Pengalaman liburan yang ditawarkan Tanadewa

Kata “tanadewa” diambil dari kata “tanah”, and “dewa”. Bali dikenal sebagai “Pulau Dewata”, dan Tanadewa adalah tempat yang sangat sempurna untuk dapat menikmati semua keindahan yang ditawarkan oleh Pulau Dewata. “Hanya di Tanadewa, pengunjung akan terpuaskan akan keindahan Bali, “Surga dunia” yang sangat tersohor,” klaim Lisa.

Kombinasi antara keramah-tamahan khas Bali, interior yang megah berbaur dengan budaya dan spiritualitas, dan pantai-pantai spektakuler untuk berselancar dan menyelam adalah bagian dari pengalaman liburan di Tanadewa. Segera ketika Anda melangkahkan kaki ke lobi dan lounge di vila, Anda akan segera merasakan kehangatan layanan dan ketenangan jiwa.

Seluruh fasilitas di Tanadewa didisain dengan ketelitian yang sangat tinggi untuk memanjakan dan membangkitkan pikiran, tubuh dan jiwa pengunjung. Masing – masing vila secara eklusif didesain untuk menyeimbangkan sentuhan modern dengan desain interior khas Bali – menjadikanya elegan dan eksotis. Yakinlah, Tanadewa menjadi tempat yang tepat untuk menenangkan diri dan menjernihkan kembali pikiran.

Tanadewa memiliki 15 pool vila dengan 2 lantai yang sangat sempurna dan juga satu unit two bedroom vila untuk tamu yang lebih banyak. Pengunjung dapat berendam di dalam kolam renang pribadi Anda dan terbuai dalam teduhnya alam Bali sembari menikmati kopi yang dapat anda buat sendiri dengan mesin pembuat kopi dengan kualitas premium yang ada di vila. (EVA)

The post Rahasia Tanadewa Villa & Spa Raih Penghargaan Tripadvisor appeared first on Majalah SWA Online.


Potensi Wisata Besar, Grup Hotel InterContinental Buka Holiday Inn Express di Bali

$
0
0

"VFMLID=60600887"Grup Hotel InterContinental kembali memperluas bisnisnya. Ekspansi itu dilakukan dengan membuka Holiday Inn Express Bali Raya di Kuta, Bali. Hotel baru ini merupakan Holiday Inn Express ke-4 sejak dimulai pada November 2013.

Holiday Inn Express ini terletak di tengah Kuta, hanya enam kilometer dari Bandara Ngurah Rai, Bali dan juga dekat dengan garis pantai dan daerah hiburan. Jumlah kamar yang dimiliki adalah 168 kamar. Dengan lokasinya yang mudah dijangkau tersebut, wisatawan tidak memerlukan waktu yang lama untuk menuju ke hotel dan hanya memerlukan waktu 10 menit dengan kendaraan untuk menuju daerah pusat bisnis.

Lokasi di sekitar Jalan Raya Kuta dipilih kaena merupakan daerah yang kaya akan budaya dan tempat berdirinya candi-candi Hindu tertua. Objek-objek wisata terkenal seperti Beachwalk dan Legian dapat dijangkau dengan cepat. Hal ini akan memberi kenyamanan bagi para wisatawan untuk merencanakan hari-hari mereka.

Diakui, Bali merupakan tempat wisata pantai yang paling populer dan didatangi tiga juta turis pertahunnya. Selain itu, menurut Clarence Tan, Chief Operating Officer South East Asia and Resorts, IHG, Bali juga menarik wisatawan bisnis yang transit dari Denpasar dan Jakarta atau mengunjungki konferensi dan acara yang diselenggarakan sepanjang tahun.

“Holiday Inn Express  Bali adalah hotel ke-4 setelah kami memperkenalkan Holiday Inn Express perdana di Indonesia selama 8 bulan ini,”ucap Clarence lagi. Ia menyebutkan, saat ini jumlah Holiday Inn Express di Asia Tenggara berjumlah 9 dan dalam lima tahun ke depan akan membuka 16 hotel baru.

Dari 16 hotel yang ditargetkan selama lima tahun ke depan, 11 hotel akan dibangun di Indonesia. Sementara itu, setelah hotel Holiday Inn Express di Kuta yang merupakan keempat di Indonesia dan kesembilan di Asia Tenggara ini, grup hotel ini akan membuka Holiday Inn Resort Bali Benoa yang terletak di Tanjung Benoa pada kuartal ke-empat tahun ini.(EVA)

The post Potensi Wisata Besar, Grup Hotel InterContinental Buka Holiday Inn Express di Bali appeared first on Majalah SWA Online.

Anak Muda Perintis Bisnis Sofa Beanbag

$
0
0

Menggeluti bisnis yang belum banyak pemainnya tidaklah mudah. Di satu sisi menjadi peluang pasar yang menjanjikan, tetapi di sisi lain perlu kerja keras untuk membangun pasarnya. Kondisi ini dialami Gary Sangitan ketika membesut bisnis beanbag dengan merek Bottom Dock (BD) Beanbag. Melihat ceruk pasar yang masih menganga lebar, pria kelahiran Jakarta 8 Februari 1989 ini agresif menjajakan produknya agar digandrungi pelanggan.

Gary Sangitan

Gary Sangitan

Beanbag adalah sofa tanpa rangka yang bisa diduduki secara fleksibel mengikuti lekuk tubuh penggunanya sehingga nyaman diduduki. Kursi yang material isinya menggunakan biji styrofoam itu sangat cocok dipakai sebagai sofa untuk bersantai ria. Apalagi, warnanya beragam sehingga tambah menarik. Membuka bisnisnya pada April 2012, hingga saat ini Gary sudah menciptakan belasan varian beanbag, di antaranya Alona, Classic, Triangle, Bigsofa, Ottoman dan Little Menhir.

BD Beanbag besutan Gary pun diserap pasar. Selain pelanggan perorangan, produk tersebut juga diminati pelanggan perusahaan. Sebut saja, Café Jimbaran Deck di Intercontinental Midplaza Hotel, Jakarta; Brainstorming Room Allium Airport Hotel, Tangerang; Telunas Beach Resort, Batam; dan Omah Gili Resort, Lombok. Kini lulusan Bisnis Administrasi Universitas Atma Jaya Jakarta ini sanggup memproduksi 40 unit beanbag per bulan dengan harga Rp 375 ribu-3,3 juta/unit.

Sejatinya tidaklah mudah bagi pria berkaca mata ini untuk bisa mengibarkan bisnis beanbag. Maklum ia membesut bisnis ini saat baru lulus kuliah di 2011. Belum banyak pengalaman bisnis yang ia miliki. Namun, karena mempunyai niat yang kuat jadi pengusaha akhirnya terbukalah jalan baginya untuk fokus membesarkan BD Beanbag. Hal ini pun didukung latar belakang keluargnya. Ayah Gary, Tony Sangitan, adalah pengusaha garmen yang juga turut membentuk Gary menjadi pengusaha. Saat awal mendirikan bisnisnya, sang ayah turut membantu. “Sebagai orang tua, saya membebaskan anak saya mengikuti insting bisnis yang ingin dijalankan. Tetap saya pantau pada awalnya dan sekarang pun masih,” ujar Tony.

Gary Sangitan2

Sejatinya, Gary membulatkan tekad terjun menggeluti bisnis beanbag setelah jalan-jalan ke luar negeri, saat masih menganggur setelah lulus kuliah. Ia melihat, banyak beanbag di luar negeri yang dibuat ala kadar-nya. Hal ini mendorong dirinya membuat beanbag yang modelnya sesuai dengan selera pasar. “Akhirnya, saya bulatkan tekad membuat Bottom Dock,” ujar Gary yang mulai memproses pada akhir Desember 201.”Saya mulai menyusun rencana, memikirkan brand, dan sebagainya,” lanjut Gary yang kebetulan mendapat ilmu pemasaran dalam kuliahnya.

Tahun pertama memulai bisnis, Gary masih bergantung pada pegawai garmen ayahnya. Jadi, untuk tenaga produksi ia masih meminta tolong karyawan sang ayah. Namun, sekarang sudah memiliki karyawan sendiri. Masalah desain, pria yang memiliki kerja sampingan sebagai fotografer ini dibantu seorang desainer yang mampu menuangkan kreasi Gary ke dalam sebuah desain yang siap diproduksi.

Untuk mempromosikan produk, Gary banyak memanfaatkan media sosial. Sebagai generasi muda, ia menilai media digital akan menjadi jalan ampuh mendekati pasar. “Pertama kali jual, dalam sebulan terjual 10 saja sudah hebat banget. Itu pertama jualnya di pertemuan keluarga. Saya bilang, diskon nih, yang penting lu beli, barang keluar dan orang tahu brand Bottom Dock,” ujarnya mengenang.

Para pelanggan itu kemudian ia foto, tentu saja bersama beanbag-nya. Foto-foto itulah yang diunggah di Facebook (FB) karena waktu itu Gary belum memiliki website sendiri. Selain di FB, Gary pun agresif menjual produknya secara online melalui situs Kaskus. “Di Kaskus kan jualan kita bisa dikatakan bagus kalau sudah direkomendasikan. Dari situ saya berikan diskon gede-gedean 10% beli dan gratis antar ke Jakarta,” ujarnya mengungkap strategi penjualannya.

Selain berpromosi melalui media online dan media sosial, Gary juga rajin mengikuti sejumlah pameran. Terakhir, ia mengikuti pameran Handmade Movement di Lotte Avenue, Ciputra World, dan bazar para ekspatriat.

Pesanan pun mulai berdatangan. Ketika Gary belum memiliki workshop di Jakarta Selatan seperti saat ini, ia banyak menerima pesanan secara online. Namun, terkadang ada pelanggan yang ingin melihat dulu produknya. Nah, karena waktu itu belum memiliki workshop, Gary rajin menyambangi rumah per rumah calon pelanggan sambil membawa contoh produk, sekaligus menampung apa yang menjadi keinginan calon pelanggan karena produknya bisa dipesan secara customized.

Ia menargetkan dalam jangka pendek bisnisnya bisa meningkat 25%. Adapun untuk jangka panjang dalam 1-2 tahun lagi harus jadi pemimpin bisnis beanbag di pasar Indonesia dan kalau bisa di Asia. “Dan ada rencana mau ekspor juga. Tujuan pertama ke Belanda, karena memang ada kakak saya di sana. Jadi, saya mau buka pasar ke sana,” ungkap Gary tentang obsesinya.

Sang ayah pun berpesan agar Gary terus berinovasi untuk mendapatkan ide baru dan menciptakan produk-produk penunjang lainnya yang sejalan dengan ide awal pengembangan bisnis beanbag. Kemudian, terus memperluas jaringan yang sudah ada agar bisa mendapatkan posisi istimewa di mata konsumen. “Hal penting lainnya adalah jangan pernah malu untuk terus belajar, tidak hanya kepada orang tua atau orang dekat, namun juga kepada pebisnis lain, orang asing ataupun pesaing yang memang memiliki kemauan lebih di atas kita,” kata Tony.(***)

The post Anak Muda Perintis Bisnis Sofa Beanbag appeared first on Majalah SWA Online.

Mercedes-Benz C-Class dari BCA untuk Dokter Hewan di Bali

$
0
0

Hendry Sugianto, seorang dokter hewan dari Denpasar, Bali ini tidak menyangka bisa menjadi penerima hadiah sebuah mobil mewah Mercedes-Benz C-Class dari Gebyar Tahapan BCA periode penarikan Agustus 2014.

Mercedes-Benz C-Class dari BCA untuk Dokter Hewan di Bali

Mercedes-Benz C-Class dari BCA untuk Dokter Hewan di Bali

“Saat dihubungi oleh BCA, saya kaget dan masih kurang yakin sehingga menunggu hingga keesokan harinya. Esoknya saya cross check ke kantor BCA KCU Grand Sudirman. Di sana saya baru percaya. Rasanya senang dan merasa bingung bisa memenangkan mobil,” ungkapnya seraya tersenyum.

Bapak satu putra ini mengaku sejak 2002 sudah menjadi nasabah BCA. “Saya memilih menggunakan BCA karena proses transaksinya yang cepat dan mudah. Apalagi kebanyakan untuk transaksi pet shop, saya menggunakan BCA. Untuk membayar obat, makanan hewan dan lainnya juga agennya kebanyakan menggunakan BCA,” sebutnya sambil menambahkan fitur yang dipakai untuk bertransaksi kebanyakan menggunakan m-BCA.

Pria yang hobi memelihara anjing ini mengaku nyaman menjadi nasabah BCA. Menurutnya, transaksi di BCA paling cepat sebab penggunanya sangat luas. Semua konsumen maupun toko-toko obat yang sering bertransaksi dengannya sama-sama. menggunakan BCA. Selain menggunakan m-BCA sebagai sarana transaksi sehari-hari, Hendry juga ikut dalam program Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BCA.Terakhir, Hendry berharap agar layanan BCA lebih ditingkatkan lagi.

Informasi lebih lanjut mengenai program Gebyar Tahapan BCA 2014, kunjungi www.bca.co.id/gebyartahapan atau hubungi Halo BCA di 500888 atau (021) 500888 dari ponsel. BCA terdaftar dan diawasi oleh OJK.

BCA Senantiasa di Sisi Anda

The post Mercedes-Benz C-Class dari BCA untuk Dokter Hewan di Bali appeared first on Majalah SWA Online.

Pembangunan Resort Mewah di Desa Kecil Ubud

$
0
0

Bali adalah tujuan utama bagi wisatawan domestik dan internasional. Selain pantai-pantai terkenal seperti Kuta, Jimbaran Bay dan Nusa Dua, Bali juga menawarkan kesenian yang dinamis yang menampilkan tari, musik, lukisan, pahatan tradisional dan modern. Ubud adalah salah satu wilayah paling mewah dan eksklusif di Bali, yang terkenal sebagai pusat seni dan budaya Bali yang memiliki berbagai macam lokakarya dan galeri seniman di Bali.

WA Signing ceremony di Bali_450x300

Waldorf Astoria Hotels & Resorts mengumumkan penandatanganan perjanjian manajemen baru dengan PT Sharandy Land untuk pembangunan properti Waldorf Astoria Hotels & Resorts ketiga di Indonesia, pada selasa (9/9) di Ubud, Bali. Property yang akan dibangun di atas lahan seluas delapan hektar, akan menawarkan 100 suite dan villa mewah. Berlokasi di sisi Sungai Ayung yang terkenal sebagai sungai terpanjang di Pulau Bali, Waldorf Astoria Bali, Ubud terletak di daerah Sayan yang hijau, sebuah desa kecil di Ubud yang dihuni oleh penduduk asli Bali.

“Pembangunan Waldorf Astoria Bali, Ubud merupakan tambahan istimewa sebagai bagian dari rencana pengembangan hotel kami di Indonesia yang lebih luas, yang mencakup lima brand hotel kami,” kata kata Andrew Clough, Senior Vice President Development, Middle East & Asia Pacific, Hilton Worldwide.

“Resor baru ini akan semakin meningkatkan upaya pengembangan kami dengan memperluas segmen mewah Hilton Worldwide ke Asia Tenggara. Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan mitra sekaliber PT Sharandy Land untuk mewujudkan pengalaman resor mewah istimewa yang unik.”

Waldorf Astoria Bali, Ubud yang dijadwalkan dibuka pada 2018 ini memiliki 100 unit kamar dan akan menjadi properti Waldorf Astoria keempat di Asia Tenggara menyusul pembukaan properti-properti Waldorf Astoria di Bangkok, Bukit Pandawa-Bali dan Jakarta.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Hilton Worldwide untuk membangun sebuah resor mewah ikonik di jantung pusat Ubud,” kata Djoni Hasjim, President Director, PT Sharandy Land. “Kami juga sangat senang dapat memanfaatkan keahlian perusahaan perhotelan peraih penghargaan global yang dikombinasikan dengan keahlian pasar lokal yang kuat untuk membangun dan membawa pengalaman Waldorf Astoria yang inspiratif di kawasan pemandangan indah Ubud.” (EVA)

The post Pembangunan Resort Mewah di Desa Kecil Ubud appeared first on Majalah SWA Online.

Wiracana, Raja Kipas dari Bali

$
0
0

Kisah Kipas Wiracana dimulai dari kerja keras Ketut Wiranantaja(60) merintis dan membesarkan bisnis kipasnya selama 25 tahun sebelum akhirnya bisa mengglobal dan dikenal fashionista dunia.

Wiracana, Raja Kipas dari Bali

Wiracana, Raja Kipas dari Bali

Sempat bekerja sebagai tukang kebun di Australia dan menjadi “cabin boy” di sebuah kapal pesiar berbendera Australia pada era 70-an, akhirnya Ketut Wiranantaja memutuskan pulang ke tanah kelahirannya, Bali dan membenamkan diri pada bisnis kipas, sesuatu yang jarang orang pikirkan dengan mimpi besarnya “Ada kipas di setiap tas wanita”.

Menggeluti bisnis yang belum banyak pemainnya tidaklah mudah. Disatu sisi menjadi peluang pasar yang menjanjikan, tapi disisi lain perlu kerja ekstra keras untuk mengembangkannya. “Kita tidak berbudaya membawa kipas, dan ini merupakan tantangan”, ujar kakek 3 cucu yang akrab dipanggil Ketut Wira saat ditemui di workshopnya di Sesetan, Denpasar.

Tidak hanya itu, ketiadaan mesin khusus pembuat kipas sempat membatasi laju bisnis Wira. Selain jumlah produksinya sangat terbatas, mutu kipas yang dihasilkan juga tidak memuaskan. Kipas masih menjadi sekedar oleh-oleh dari Bali atau hanya menjadi suvenir pernikahan saja.

Lewat pemikiran panjang dan kreativitas, akhirnya baru pada tahun 1992 Wira mampu menciptakan alat bantu berupa mesin khusus. Mesin ini mampu menghasilkan karya seni bermutu dalam waktu singkat. Satu masalah bisa diatasi, tapi masih ada tantangan lain.

Bahan baku kayu yang khusus didatangkan dari luar Pulau Bali untuk kerangka kipas saat proses penggergajian juga tidak bisa menghasilkan ketebalan yang sama. Akhirnya, pada tahun 2008 ide kreatif Wira berhasil mengadopsi fungsi mesin laser. Ini menambah perbendaharaan alat bantu khusus sehingga produktivitas, efektivitas dan efisiensi dapat menjawab mimpinya.

Mesin yang diciptakannya tentu sangat mahal, sebagaimana diakui Wira, pengadaan mesin itu membutuhkan dana dalam jumlah yang sangat besar yang tidak mungkin dipenuhinya sendiri. Usaha mendapatkan dana segar sudah dicobanya, tapi hanya cibiran diterima Wira.

Tapi penolakan itu malah memacu semangat Wira untuk maju. Lewat LPD di desanya Wira berhasil mewujudkan mimpinya.

Langkah bisnis Wira seakan tak terbendung. Wiracana pelan tapi pasti menjadi merek yang dikenal luas dalam bisnis kipas. Apalagi setelah Wira berhasil memiliki mesin yang pembuatannya dipesan khusus di Jepang. Produksi dan jenis kipas Wiracana pun melonjak tajam.

Inovasi Ketut Wiranantaja kini terlihat hasilnya. Dalam ruangan gallery -nya terpajang rapi hasil karya, setiap kipas Wiracana yang pernah dibuat sebagai bukti nyata ketekunan dan kreatifitas ayah 3 putra kelahiran 1954 ini.

Dari yang semula hanya dibuat tangan, kini kipas-kipas itu dibuat dengan alat khusus. Jumlah produksi dari semula hanya 20 per hari, kini melonjak hingga 1.750 kipas kayu dan 750 kipas kain yang sebagian besar diserap pasar luar negeri, Spanyol, Paris, Italia, London, Australia, Amerika hingga Jepang.

Perancang ternama tanah air, Anne Avantie, Iwan Tirta, Ramlie, Samuel Wattimena, bahkan perancang luar seperti Louis Vuitton pun memesan produk Wiracana. Penyanyi tenar Anggun C. Sasmi yang juga kolektor kipas, bahkan dengan senang hati menjadi ambassador “Kipas Wiracana”

“Bekerja dengan hati” tetap dipertahankan Wira. Pengalaman buruknya merasakan sulitnya memperoleh suntikan modal usaha sempat membuatnya trauma, sebelum akhirnya “bertemu” dengan BCA pada 2012 lalu. “BCA menjadi penyelamat saya. Saya merasa teduh, saya bisa bernaung, bisa bicara dari hati ke hati. Ada rasa disitu”, papar Wira.

Kipas Wiracana

Kipas Wiracana

Kipas Wiracana kini tak hanya menjadi koleksi kaum sosialita saja. Kipas yang berasal dari sebuah gang kecil di Denpasar, Bali itu kini terpajang di Museum Kipas London, menjadi koleksi para kolektor kipas dunia, hingga menjadi suvenir berbagai acara berkelas dunia seperti Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), acara World Trade Organization (WTO) hingga acara pemilihan Miss World 2013 di Bali Oktober 2013 lalu.

Kipas Wiracana juga bukan hanya menjadi suvenir perkawinan saja. Hampir semua hotel berbintang lima di Bali menjadikan kipas Wiracana sebagai tanda mata bagi para tamu mereka.

Bersama tiga putranya yang kini sudah mulai ikut terjun membantu kelangsungan bisnisnya, visi dan misi Wira untuk menjadikan kipas sebagai benda wajib ada di setiap tas wanita sudah hampir menjadi kenyataan.

BCA Terdaftar dan Diawasi OJK. BCA Senantiasa di Sisi Anda.

The post Wiracana, Raja Kipas dari Bali appeared first on Majalah SWA Online.

Komunitas Pebisnis BALI: dr Vivi Vinata Guizot Sp.BP.RE – Menambah Kualitas Hidup Lewat Operasi Plastik

$
0
0

Memiliki kecantikan paripurna, merupakan idaman setiap orang. Bila kondisi itu jauh dari angan, operasi plastik (aesthetic surgery) mungkin bisa dijadikan salah satu pilihan. Padahal mulanya operasi plastik bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh karena alasan kesehatan. Namun seiring perkembangan waktu ternyata tujuan awal itu mengalami pergeseran. Operasi plastik tidak hanya untuk kesehatan saja, tapi juga untuk yang ingin tampil lebih cantik, muda atau memiliki tubuh yang sempurna.

Komunitas Pebisnis BALI: dr Vivi Vinata Guizot Sp.BP.RE - Menambah Kualitas Hidup Lewat Operasi Plastik

Komunitas Pebisnis BALI: dr Vivi Vinata Guizot Sp.BP.RE – Menambah Kualitas Hidup Lewat Operasi Plastik

Tren itu belakangan ini semakin berkembang. dr Vivi Vinata Guizot SpBP-RE menangkap peluang itu. Vivi, kelahiran Denpasar, Juli 1974 ini memutuskan pulang kampung, pindah dari tempat bertugas sebelumnya, Jakarta, dan mendirikan Define Aesthetic Surgery & Beauty Clinic di Jalan Raya Puputan No.188 Renon, Denpasar pada November 2012 lalu.

Keterlibatan Vivi dengan bedah plastik sudah dimulai saat menemani kerabatnya menjalani operasi di Singapura untuk memperbaiki kekurangan pada matanya yang tidak sama besar. Kerabatnya, yang kala itu sudah duduk dibangku SMA sebelumnya dikenal Vivi sebagai pribadi yang tertutup, suka mengurung diri dan menarik diri dari pergaulan. Tapi begitu selesai menjalani operasi yang hanya 30 menit, ia berubah tambah cantik, menjadi pribadi yang ceria dan bisa bergaul dengan normal.

“Bedah plastik menjadikan orang percaya diri, menjadikan lebih semangat dan meningkatkan kualitas hidup seseorang”, ungkap ibu dua anak kelahiran 15 Juli 1974 ini menggambarkan perubahan yang dialami kerabatnya tahun 1989 itu.

Sejak itu Vivi bertekad ingin menjadi dokter bedah plastik.

“Ternyata passion saya memang disini. Saya senang lihat orang jadi percaya diri setelah saya operasi. This is my job” paparnya yakin.

Apalagi penampilan menurut Vivi kini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan dan menjadi kebutuhan, dan operasi plastik dianggap pilihan alternatif terbaik untuk mengubah atau sekedar memperbaiki bagian tubuh sehingga tampak lebih ideal.

“Teknologi bedah plastik kita sudah tidak kalah dengan luar negeri”, kata Vivi . Hal ini ditunjukkan dengan makin meningkatnya pasien asing yang memilih melakukan bedah plastik untuk kecantikan di Bali. Dari 700 pasien yang ditanganinya dua tahun belakangan, 50% merupakan pasien asing yang didominasi warga negara Australia.

Dokter bedah plastik lulusan FKUI tahun 2009 dengan predikat terbaik ini lebih lanjut menyatakan, biaya yang harus dikeluarkan yang jauh lebih murah dengan kualitas dokter dan standar operasi yang bagus merupakan alasan utama para pasien asing memilih melakukan operasi di Bali. Vivi memberi contoh biaya melakukan operasi kantong mata di luar negeri bisa mencapai Rp 150 juta tapi bila dilakukan di Bali cukup dengan Rp 20 juta saja untuk kelopak mata atas dan bawah. “Saya bekerja dengan hati, tidak mencari keuntungan semata”, tuturnya lagi.

Keberhasilan demi keberhasilan operasi yang disebarkan para pasiennya dari mulut ke mulut merupakan sarana promosi yang sangat ampuh, terbukti banyak pasien yang datang karena mendapatkan rekomendasi dari pasien sebelumnya. Selain itu Vivi memilih acara wedding expo dan fashion show sebagai ajang untuk mempromosikan kliniknya.

Dibantu 13 orang karyawannya, Define Aesthetic Surgery & Beauty Clinic menurut Vivi saat ini paling banyak melayani operasi plastik untuk memperindah bentuk hidung (rhinoplasty) dan memperindah kelopak mata (blepharoplasty). “Sekarang ada tren baru, fat transfer dan stem cell”, tambah Vivi yang rutin mengikuti training surgery ke Beijing, Korea, Bangkok, Kuala Lumpur dan Penang. Tak tanggung-tanggung, Vivi pun menggelontorkan dana tidak sedikit untuk membeli alat buatan Amerika itu.

Menggandeng sahabat masa kecilnya yang kini menjadi dokter spesialis kulit dan kecantikan, klinik Define milik Vivi juga menawarkan perawatan kecantikan berupa perawatan jerawat, botox, perawatan kerut, parut luka, totok wajah, peremajaan kulit, menghilangkan rambut tubuh yang tidak diinginkan secara permanen, pencerahan/pemutihan kulit, terapi varises hingga paket wedding.

Vivi bersyukur kerjasamanya dengan BCA mempemudah keinginannya untuk membeli peralatan-peralatan baru. Tidak itu saja, berkat BCA yang baru dikenalnya sejak 2 tahun terakhir ini, Vivi mengaku akan segera mewujudkan mimpinya untuk membuka klinik yang lebih besar dan lengkap di daerah Sanur Maret 2015 mendatang.”BCA bisa untuk segalanya. Dukungan dana dan kemudahan untuk transaksi di klinik pun saya gunakan layanan BCA. Pasien bisa membayar biaya operasi dan perawatan menggunakan Debit BCA atau Kartu Kredit BCA” aku nasabah BCA KCP Grand Sudirman Denpasar ini. Kendati prospek bisnisnya semakin menawan, wanita cantik ini tak melupakan mereka yang membutuhkan uluran tangannya sebagai dokter. Tak jarang, pasien yang tidak mampu namun memerlukan operasi rekonstruksi dibantu Vivi dengan biaya yang dikeluarkan dari kantong pribadinya.

BCA Terdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. BCA Senantiasa di Sisi Anda.

The post Komunitas Pebisnis BALI: dr Vivi Vinata Guizot Sp.BP.RE – Menambah Kualitas Hidup Lewat Operasi Plastik appeared first on Majalah SWA Online.

Komunitas Pebisnis Bali: AAG Pratista – Sukses berkat Tantangan

$
0
0

Tak terbayang besarnya tantangan yang harus dihadapi Anak Agung Gde Pratista (36) yang akrab dipanggil Agung saat harus pulang ke Bali. Bagaimana tidak, Agung yang lahir dan besar di Jakarta dan menyelesaikan pendidikannya di Boston University, di usianya yang saat itu (tahun 2002) baru menginjak 24 tahun diberi tanggung jawab besar untuk mengelola budget hotel milik keluarga mereka di Kuta, Bali Niksoma Boutique Beach Resort.

Komunitas Pengusaha Muda Bali: AAG Pratista - Sukses berkat Tantangan

Komunitas Pengusaha Muda Bali: AAG Pratista – Sukses berkat Tantangan

Sebagai anak muda yang terbiasa hidup di kota besar dan berlatar belakang pendidikan teknik industri, tak pernah terlintas di benak Agung pulang ke kampung halamannya. Bali bagi Agung hanyalah tempat berlibur, bukan untuk bekerja. Namun tanggung jawabnya sebagai anak laki-laki tertua memaksa anak keempat dari lima bersaudara ini harus menerima tugas itu.

Sambil menunggu selesainya renovasi, Agung membuka 5aSec disaat jasa laundry belum begitu familiar bagi masyarakat Bali. Tapi bagi Agung kondisi itu malah merupakan tantangan karena melihat potensi besarnya peluang bisnis ini dan dibuktikan hingga berakhirnya masa kerjasamanya dengan 5aSec di tahun 2012 lalu Agung malah berani mengibarkan bendera sendiri, Brite Laundry.

Bali Niksoma Hotel (niksoma dalam bahasa Sanskerta artinya tabungan) ini sebenarnya sudah dimiliki keluarga Agung sejak tahun 1983 yang tanggung jawab pengelolaannya diserahkan pada pihak luar. Pasca renovasi menjadi butik hotel dan berganti nama menjadi Bali Niksoma Boutique Beach Resort, Agung melihat harus ada perbaikan di bidang manajemen bila tidak ingin apa yang sudah dilakukan menjadi sia-sia. “Apa gunanya kalau tetap seperti dulu”, ujar Agung mengulang kembali pernyataan yang disampaikan pada sang ayah.

Kendati tanggung jawabnya tidak ringan, Agung tidak menganggapnya sebagai beban. Ia menyadari harus pasang badan dulu setelah orang tuanya memasuki masa pensiun. Agung sadar kalau dirinya tidak punya pengalaman sama sekali di bisnis hospitality, sehingga saat sang ayah menanyakan “Kamu mengerti apa tentang hotel?”, Agung mengakui tidak mengerti apa-apa, tapi dengan yakin menanyakan pada sang ayah, “Mau berapa lama kembali modal?”. Malah dengan berani Agung menjamin hanya memerlukan 1 tahun saja untuk menjadikan hotel 58 kamar di atas lahan 1 Ha ini bisa beroperasional dengan baik.

Setelah malakukan take over management , hal pertama yang dilakukannya adalah pemilihan karyawan. “Produk itu penting, tapi service lebih penting”, alasan Agung. Tak tanggung-tanggung, Agung terjun tangan langsung dalam pemilihan karyawan karena menyadari betapa pentingnya peran karyawan. “Saya berusaha membuat karyawan nyaman dan senang bekerja karena sesungguhnya merekalah yang berhubungan langsung dengan para tamu” . Agung tak bosan-bosannya mengingatkan 90 orang karyawan hotelnya untuk mengutamakan “service dengan hati”

Langkah Agung ternyata tepat, walaupun terletak di daerah low to medium market, tingkat hunian hotel butik bintang empatnya rata-rata mencapai 80% dimana 70% diantaranya merupakan repeater guest dengan masa tinggal 7 – 14 hari.

Bali Niksoma Boutique Beach Resort

Bali Niksoma Boutique Beach Resort

Sukses mengoperasionalkan hotelnya, Agung mengembangkan bisnis dengan membuka Mozarella Restaurant pada tahun 2009, dan sejak itu setiap tahun satu Mozarella Restaurant baru dioperasikan laki-laki kelahiran Jakarta tahun 1978 ini. Kini sudah 5 Mozarella Restaurant dengan kapasitas 200 – 250 seats dibukanya yang berlokasi di seputaran Kuta.

Tidak cukup sampai disitu, untuk menjaring pasar menengah ke bawah, Agung membuka The Magani, city hotel 108 kamar yang berlokasi di Kuta. Kini tidak kurang dari 300 orang menggantungkan hidupnya pada suami dari I Gusti Ayu Agung Andini Wiswarani ini.

Puaskah Agung? Ternyata belum. Agung masih punya mimpi untuk mengembangkan Mozarella Restaurant ke Surabaya dan Jakarta. Tidak hanya itu, penghobi travelling itu dalam waktu dekat akan membuka Urbana Café sebagai wadah kongkow anak muda di Denpasar dan Ubud.

Selain itu Agung juga mulai memikirkan untuk berbagi ilmu dengan menjadi operator hotel. Untuk merealiasikan ide-idenya, Agung merasakan betul peran serta BCA yang sudah dikenalnya sejak tahun 2006 lalu.”Begitu kita masuk jadi nasabah BCA, kita akan dirangkul, benar-benar seperti keluarga”, ujar Agung yang juga sangat gemar menggunakan layanan KlikBCA Bisnis karena dinilainya sangat praktis dan membantu kelancaran bisnisnya. Bagi Agung kehati-hatian BCA merupakan nilai tambah, dan kini Agung mengaku memanfaatkan semua fasilitas BCA dalam transaksi bisnisnya.

BCA Terdaftar dan Diawasi OJK. BCA Senantiasa di Sisi Anda.

 

The post Komunitas Pebisnis Bali: AAG Pratista – Sukses berkat Tantangan appeared first on Majalah SWA Online.


Komunitas Pengusaha Muda Bali: JF Dedy Winata – Berkibar di Bisnis Property

$
0
0

Merubah hambatan menjadi peluang, itulah yang dilakukan JF Dedy Winata saat harus menghadapi krisis moneter 1998. Harga bahan bangunan yang melambung membuat Dedy yang baru membuka usaha kontraktor sempat kelimpungan. Namun berbeda dari kontraktor-kontraktor lain yang lari dari tanggung jawab, Dedy memilih untuk melanjutkan pekerjaannya walau harus menderita kerugian. “Sebagai bentuk tanggung jawab”, ujar Dedy membuka percakapan.

Komunitas Pengusaha Muda Bali: JF Dedy Winata - Berkibar di Bisnis Property

Komunitas Pengusaha Muda Bali: JF Dedy Winata – Berkibar di Bisnis Property

Tidak hanya itu, lulusan Teknik Arsitektur Universitas Petra Surabaya tahun 1997 malah memberi bonus menyediakan furniture sebagai kelengkapan proyek rumah tinggal yang dibangunnya. Tak ayal akhirnya banyak pemilik bangunan lain yang ditinggalkan kontraktornya akhirnya memilih Dedy untuk melanjutkan penyelesaian rumah tinggal mereka. Bukannya rugi dan bangkrut, keputusan itu malah membuat bisnis kontraktornya makin berkibar. Tidak hanya bisnis kontraktornya yang bisa tetap bertahan, bisnis furniture pun berhasil dibangun.

Usai menyelesaikan semua tanggung jawab pekerjaannya di Surabaya, Dedy memilih pulang ke Bali. Kerusuhan Mei 98 memberinya berkah dengan banyaknya masyarakat yang melakukan eksodus ke Bali. Bisnis kontraktornya makin dicari seiiring meningkatnya permintaan rumah tinggal.

Tahun 2002 Dedy mengibarkan bisnis developernya lewat bendera PT Bali Mitra Investama dengan membangun perumahan di kawasan Sanur yang langsung sold out hanya dalam 6 hari disaat Bali baru terguncang akibat ledakan bom. Mengapa? Ternyata Dedy menawarkan property dengan konsep cluster yang mengutamakan keamanan dengan one gate system,yang memang sedang dibutuhkan masyarakat.

Sukses dengan proyek pertamanya sebagai developer, langkah bisnis anak ke empat dari lima bersaudara ini seakan tak terbendung. Dengan menggandeng Tauzia Hotel Management sebagai operator Harris Hotel, Dedy mantap membangun hotel berkapasitas 195 kamar di kawasan Sunset Road Kuta. Tidak hanya itu, dalam kawasan yang sama Dedy juga membangun 2 kawasan perumahan. Melihat makin maraknya kegiatan MICE di Bali, Dedy menambah fasilitas Harris Hotel miliknya dengan convention centre yang terdiri dari ballroom dan enam meeting room.

Kini tak kurang dari 11 kompleks perumahan dan villa yang sudah berhasil dibangun dan dipasarkan ayah 3 anak kelahiran tahun 1974 ini yang lokasinya tersebar dikantong-kantong pariwisata Bali, yaitu Sanur, Kuta dan Nusa Dua.

Kesuksesan Dedy di bisnis property tak bisa dilepaskan dari sosok ibunda yang sejak awal sudah mewajibkan anak-anaknya untuk tidak bergantung pada orang lain dan menciptakan lapangan kerja sendiri. Sang ibu juga menekankan pentingnya keberanian dan kejujuran yang hingga kini dijadikan pegangan dalam menjalankan bisnisnya.

Tanggung jawab, kreatif dan berani bermain beda, dipilih Dedy sebagai prinsipnya dalam berbisnis. Karena itu ditengah maraknya persaingan developer, Dedy tetap percaya diri. “Ada banyak developer namun kami tetap eksis karena berani membuat konsep yang berbeda”, ungkapnya lagi. Dedy selalu menawarkan sesuatu yang berbeda pada setiap kawasan yang dibangun, mulai dari design, konsep hingga besaran luas yang relatif kecil. Tak ayal ide kreatifnya ini selalu membuat semua property yang ditawarkan selalu sold out dalam waktu singkat.

Untuk menunjang permodalannya, Dedy menjalin kerjasama dengan BCA yang sudah dikenalnya sejak masa kuliah. “BCA fair, pola fikirnya seperti pengusaha sehingga kita tidak akan mengalami kesulitan saat akan mengajukan kredit”, tambah pehobi renang yang menjadi nasabah di BCA Kuta ini.

Sukses menyasar kelas menengah atas, Dedy mempunyai mimpi untuk membangun kota mandiri, kawasan yang bisa dijangkau golongan menengah bawah namun dengan kenyamanan maksimal “Properti masih menjanjikan tapi dengan konsep berbeda sehingga market user-nya pun akan berbeda” ujar Dedy yang tak lama lagi juga akan membuka mini mall di kawasan Nusa Dua, Bali ini.

BCA Terdaftar dan Diawasi OJK. BCA Senantiasa di Sisi Anda.

The post Komunitas Pengusaha Muda Bali: JF Dedy Winata – Berkibar di Bisnis Property appeared first on Majalah SWA Online.

BI dan Pemprov Bali Bentuk Pengendali Inflasi

$
0
0

Bank Indonesia mengapresiasi pembentukan Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan pembentukan Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SIGAPURA) di seluruh wilayah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, yang diresmikan pada pertengahan pekan ini.TPID dibentuk untuk menjaga kestabilan harga dan mengendalikan inflasi. SIGAPURA diharapkan bisa memberikan memberikan solusi atas permasalahan asymetric information, sehingga dapat tercapai tingkat harga yang efisien.

Hendar, Deputi Gubernur BI, mengapresiasi pembentukan TPID dan SIGAPURA di Bali. “Kami sangat mengapresiasi semangat dan komitmen kepala daerah seluruh Kabupaten dan Kota di Bali untuk menjaga kestabilan harga barang dan jasa melalui forum TPID,” kata Hendar dalam keterangan tertulisnya.

BI dan Pemprov Bali Bentuk TPID. (Foto : Ist).

BI dan Pemprov Bali Bentuk TPID. (Foto : Ist).

BI berharap momen pembentukan ini menjadi tonggak upaya pengendalian inflasi yang lebih intensif. TPID diharapkan efektif menekan laju inflasi daerah mengingat selama lima tahun terakhir inflasi di Pulau Dewata mencapai rata-rata 6,63% per tahun. “Dengan demikian, sasaran inflasi nasional sebesar 4,5% ± 1% serta sasaran inflasi Bali yang sebesar 4,4%- 4,74% dapat tercapai,” tuturnya. Pencapaian inflasi yang rendah dan stabil ini tidak hanya penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun juga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Upaya untuk menjaga stabilitasi inflasi di Bali sangat penting untuk menjaga daya saing Bali terhadap negara-negara tujuan wisata seperti Malaysia dan Thailand, yang tingkat inflasinya dalam kurun waktu lima tahun terakhir di bawah 3%.

Bank Indonesia memperkirakan inflasi Bali 2015 akan lebih rendah dibandingkan tahun 2014, seiring dengan berakhirnya dampak kenaikan BBM bersubsidi serta penurunan harga BBM bersubsidi pada awal Januari 2015.

Pertumbuhan ekonomi di Bali selalu berada di atas perekonomian nasional dalam kurun 2012-2014.Pertumbuhan ekonomi Bali pada 2014 sebesar 6,72%, melebihi target yang ditetapkan Pemprov Bali sebesar 6,08%-6,73%.Kuatnya pertumbuhan ekonomi di Bali di tahun 2014 tidak terlepas dari terus berkembangnya industri pariwisata, yang merupakan tulang punggung perekonomian di Pulau Dewata.

Hendar memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali di tahun 2015 berada di kisaran 6,6%–7,1%. “Masih tingginya pertumbuhan industri pariwisata, kuatnya konsumsi, membaiknya iklim investasi seiring penerapan MEA, dan membaiknya ekspor akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah ini,” tambah Hendar.

Hendar memaparkan perekonomian nasional masih akan menghadapi banyak tantangan. Perekonomian global menunjukkan arah pemulihan ekonomi. Amerika Serikat terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang konsisten. sedangkan perekonomian di kawasan Eropa dan Jepang masih terbilang rapuh . Sebab, ancaman deflasi terus membayangi perekonomian di kedua kawasan tersebut.

Saat yang bersamaan, Tiongkok sebagai salah satu penopang ekonomi global tumbuh melambat. Perlambatan ekonomi Tiongkok, sebagai sentra manufaktur global ini perlu kita waspadai, karena berdampak besar ke perdagangan dunia. “Bagi perekonomian nasional, kondisi ini kurang menguntungkan. Ekspor kita menurun tajam karena melemahnya permintaan dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor,” ucap Hendar.

Untuk meresponnya, Bank Indonesia telah menerapkan kebijakan moneter yang tight bias sejak pertengahan tahun 2013. Policy stance ini penting untuk memitigasi dampak lanjutan kenaikan harga BBM di Juni 2013, memelihara keyakinan pasar, dan untuk menekan defisit transaksi berjalan. (***)

The post BI dan Pemprov Bali Bentuk Pengendali Inflasi appeared first on Majalah SWA Online.

Konsep OVOP Tak Efektif Bangun Desa Wisata

$
0
0

Indonesia punya banyak tempat-tempat rekreasi yang menawarkan keindahan alam, kesejukan, hingga eksotisme daerahnya masing-masing. Mulai dari pegunungan, pantai, danau, pemandangan bawah laut hingga desa-desa wisata yang menonjolkan keunikan budaya lokal. Namun, Chief Strategy Consultant Arrbey Handito Joewono menilai Indonesia masih ketinggalan dalam hal pengembangan industri pariwisata dibandingkan negara-negara tetangga.

“Ukurannya adalah dalam hal pengembangan obyek wisata baru. Kita masih relatif sedikit. Untungnya, obyek wisata yang alami juga masih bagus kondisinya. Jangan hanya melihat dari jumlah pengunjung yang datang karena jumlahnya tidak signifikan,” katanya.

Itulah pentingnya upaya pemerintah menggalakkan kesadaran pariwisata bahkan mulai dari desa-desa. Indonesia punya branding secara nasional yakni Wonderful Indonesia dan untuk versi lokalnya adalah Pesona Indonesia.

 

Chief Strategy Consultant Arrbey Handito Joewono

Chief Strategy Consultant Arrbey Handito Joewono

Dalam pandangannya, konsep One Village One Product (OVOP) untuk pembangunan desa wisata tidak ekonomis dan sesungguhnya tidak diperlukan. Sehingga, tidak diperlukan strategi brand dan promosi khusus. “Promosinya satu saja yakni payung Desa Wisata. Jika terlalu banyak nantinya tidak efisien,” ujarnya.

Konsep OVOP berasal dari Oita, Jepang dan diadopsi oleh banyak negara di dunia. Pendekatan OVOP di Indonesia tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dilakukan di Jepang dan Thailand. Implementasi OVOP mengikuti suatu konsep program membangun suatu regional, bisa tingkat desa, kecamatan, kota dan selanjutnya memilih satu produk utama yang dihasilkan dari kreativitas masyarakat desa.

Pendekatan OVOP juga menggunakan sumber daya lokal, memiliki kearifan lokal dan bernilai tambah tinggi. Produk-produk yang dipilih menjadi Gerakan OVOP tidak hanya dalam bentuk tangible product, tetapi juga dalam wujud intangible product, misalnya produk-produk budaya dan kesenian khas daerah yang memiliki nilai jual tinggi secara global.

Handito menjelaskan, pemerintah perlu mencontoh Bali yang sudah punya banyak desa wisata sehingga potensi wisata di Pulau Dewata tak hanya mengandalkan keindahan Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, dan Pantai Seminyak, serta eksotisme Ubud.

“Di Bali, lurahnya yang bergerak menawarkan homestay di rumah warganya. Warganya juga proaktif dengan menjemput dan menyiapkan acara khusus untuk wisatawan lokal maupun mancanegara yang tertarik. Jadi, yang bergerak adalah industri rumahan yang dikoordinasikan oleh unit-unit usaha di desa,” katanya.

Ke depan, ia melihat pemerintah daerah perlu menggandeng lebih banyak pihak swasta yang baru. Pelaku usaha baru ini tentu akan menawarkan sesuatu yang baru untuk mewarnai industri pariwisata di Tanah Air. “Harapannnya adalah bisnis biro perjalanan baru, transportasi baru, homestay baru dan lainnya. Mereka semua akan menjadi andalan menjalankan bisnis pariwisata di desa,” katanya.

The post Konsep OVOP Tak Efektif Bangun Desa Wisata appeared first on Majalah SWA Online.

Kuta, Primadona yang Terus Dijaga

$
0
0

Awalnya, Kuta hanya sebuah desa yang tenang jauh dari hiruk-pikuk keramaian. Namun, hamparan pasir putih dan deburan ombak indahnya memikat para wisatawan domestik maupun asing. Kini, Kuta telah menjelma menjadi destinasi wisata favorit di dunia. Para pelancong bisa berenang, berselancar, atau hanya sekadar berjemur menikmati sinar matahari. “Bersyukur Pantai Kuta sudah punya nama sehingga tidak usah dipromosikan. Wisatawan pasti datang,” ujar Wayan Suarsa, Bendesa Adat Kuta.

Pria yang akrab dipanggil Jero Bendesa itu memikul tanggung jawab berat sebagai pengelola Pantai Kuta. Nama besar pantai dengan keindahan pemandangan sunset-nya itu menjadi taruhannya. Ia mesti memiliki program bagus untuk menjaga bentangan pantai yang relatif panjang dengan dukungan infrastruktur memadai. Semuanya untuk menjaga nilai jual lebih Panti Kuta dibanding pantai-pantai indah lainnya di Indonesia.

Tamatan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang sempat mengabdi pada Perum Pegadaian ini membentuk lima unit pengelolaan yang bertanggung jawab langsung pada Bendesa Adat untuk memudahkan koordinasi. Ada unit pengelola kebersihan pantai yang beranggotakan 60 orang ibu-ibu warga Desa Adat Kuta. Ada juga Unit Pengelola Konservasi Tukik yang juga bertanggung jawab pada pelestarian penyu di Tanah Air.

Wisatawan tampak bergegas hendak berselancar di Pantai Kuta.

Suasana di di Pantai Kuta.

Ada juga unit pengelola distribusi makanan dan minuman yang bertanggung jawab memasok makanan dan minuman bagi 138 pedagang setiap pagi dan menyimpannya kembali saat sore hari tiba sehingga tak ada penimbunan stok barang di sepanjang pantai. Unit lain yang tak kalah penting adalah satuan tugas pengamanan pantai yang beranggotakan 50 orang terlatih yang terbagi dalam empat shift, serta unit pengelola event-event di sepanjang pantai.

“Tahun ini kami berharap kelima unit tersebut sudah berjalan optimal. Sehingga, kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan pantai terus terjaga,” katanya.

Kebersihan masih menjadi masalah. Tidak mudah menjaga kebersihan karena banyaknya sampah kiriman yang terbawa hanyut oleh air laut di pantai sepanjang 4,5 kilometer itu. Pengunjung, pedagang, dan pelaku usaha pariwisata lainnya juga harus ikut peduli menjaga kebersihan. Dengan kepedulian, urusan kebersihan akan menjadi lebih gampang. Untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan konservasi penyu lewat pemeliharaan tukik (anak penyu), semua tenaganya diambil dari warga desa adat. “Selain gaji, mereka juga mendapatkan bonus. Tak kurang dari Rp100 juta habis untuk upah setiap bulannya. Ada juga bonus tahun baru,” ungkapnya.

Dengan membaiknya kinerja unit-unit pengelola, ia berharap pendapatan melesat setiap bulannya. Targetnya adalah Rp300 juta perbulan dari rata-rata penghasilan saat ini yang hanya Rp100 juta. Jero Bendesa juga punya program unggulan berupa festival seni, seperti lomba Ogoh-Ogoh, lomba Jegeg Bunga Desa, Parade Gong, hingga semarak pasar Majalangu, gelaran pasar tradisional di sepanjang pantai yang diadakan sehari setelah Hari Raya Nyepi. “Kami berkomitmen mempertahankan Pantai Kuta sebagai destinasi wisata unggulan,” katanya.

The post Kuta, Primadona yang Terus Dijaga appeared first on Majalah SWA Online.

Desa Penglipuran, Tawarkan Orisinalitas Bali

$
0
0

Pesona Bali kuat tertancap di ingatan para wisatawan asing. Keindahan alam dan budayanya sanggup mewakili Indonesia, negeri dengan belasan ribu pulau dan beraneka ragam budaya dan adat-istiadat. Selain Pantai Kuta dan Tanah Lot, yang pesonanya telah diakui dunia, Bali juga punya banyak desa wisata yang menarik dikunjungi. Semuanya menawarkan pesona dan keunikannya masing-masing. Salah satunya, Desa Penglipuran yang resmi ditasbihkan sebagai desa wisata dan pengelolaannya diserahkan pada desa adat.

I Wayan Supat, 49 tahun, diberi amanah memangku jabatan sebagai Bendesa Adat Penglipuran. Ia mengaku tak banyak yang berubah pada tatanan kehidupan masyarakatnya yang kini berjumlah 1.000 jiwa dalam 236 KK (Kepala Keluarga). Inilah justru yang menjadi kelebihan desa wisata ini. Itulah kenapa datangnya bantuan pengaspalan jalan dari Dinas Pekerjaan Umum atau bantuan seng untuk atap langsung ditolak. Itu memang tidak sesuai dengan konsep kehidupan mereka. “Tradisi, itulah kelebihan kami,” katanya.

Penglipuran, sebuah desa tua di Kabupaten Bangli, teguh mempertahankan budayanya, sukses menjadi ikon desa wisata dan menjadi tujuan utama wisatawan asing maupun domestik. Lokasinya yang terletak di jalur utama Bangli dan Kintamani, sekitar 45 km dari Denpasar, Desa Penglipuran menawarkan budaya dan tradisi yang unik, suasana dan lingkungan yang nyaman dengan udara yang sejuk.

Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli

Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli

Wisatawan yang datang akan langsung merasakan kehangatan dan asrinya pedesaan. Tak ada sampah sama sekali. Jangankan sampah plastik, guguran daun pun tak terlihat. Deretan pohon Kamboja di sepanjang jalan utama yang membelah desa yang ditutup Pura di ujung jalan menambah kental nuansa budaya Bali.

Desa wisata ini menawarkan konsep pemukiman yang ramah lingkungan. Tak ada mobil atau motor yang diperkenankan memasuki kawasan. Kendaraan bermotor hanya bisa masuk hingga pelataran parkir yang disediakan. Rumah setiap keluarga dalam setiap kavling tampak hampir seragam, dengan arsitektur tradisional. Tiangnya dari kayu dengan atap yang khas berupa sirap bambu, dibatasi tembok dan memiliki gerbang khas Bali sebagai pintu masuk.

“Kami tidak berusaha melebih-lebihkan. Inilah keseharian kami. Sekadar mendapat tambahan penghasilan, warga boleh membuka warung makanan dan suvenir. Kami memang tak punya produk khusus,” kata Supat.

Sepanjang 2014, rata-rata 150 orang wisatawan asing maupun domestik mengunjungi desa ini setiap harinya. Jumlahnya terus naik dibanding tahun sebelumnya yang hanya 115 orang. Tiket masuk dipatok Rp30 ribu dan Rp25 ribu untuk wisatawan mancanegara (dewasa dan anak-anak), sementara tamu domestik hanya Rp15 ribu dan Rp10 ribu (dewasa dan anak-anak).

Pengelola, yang terdiri dari Pemda Bangli, desa adat, dan badan pengelola, menyediakan akomodasi dengan biaya Rp500 ribu per malam. Turis juga bisa menginap di rumah penduduk dengan tarif Rp100 ribu-Rp300 ribu per malam. “Kami tidak ingin mengemas secara khusus karena ingin semuanya berjalan alami,” ujarnya.

The post Desa Penglipuran, Tawarkan Orisinalitas Bali appeared first on Majalah SWA Online.

Desa Jasri, Meroket Berkat “Perang Api”

$
0
0

Satu lagi desa wisata di Bali yang menarik dikunjungi, yakni Desa Jasri. Mungkin tak banyak yang mengetahui desa ini. Namanya mendadak terkenal berkat tradisi “Perang Api” atau ter-teran, tradisi menjelang Hari Raya Nyepi yang tidak dimiliki desa lain di Bali. Tradisi tersebut mungkin salah satu kunci sukses Desa Jasri meraih predikat sebagai desa wisata terbaik 2013, menyisihkan 138 desa dari 29 provinsi.

Desa Jasri yang terletak di kawasan Bali Timur dan berjarak 70 km dari Denpasar ini ternyata juga memiliki pantai yang indah, kekayaan adat, seni, dan budaya yang terpelihara. Geliat wisata kian jelas terlihat setelah desa ini terpilih menjadi desa wisata terbaik.

Desa seluas kurang lebih 445 hektar ini tergolong desa tua yang di bagian tengahnya merupakan wilayah pemukiman, dikelilingi oleh sawah dan kebun dengan tiga ruas aliran sungai. Ada juga deretan perbukitan dan pesisir pantai. Wisatawan punya banyak pilihan mengisi liburan dengan kekayaan adat, seni, dan budayanya yang masih terpelihara.

Para pelancong domestik maupun mancanegara bisa menyaksikan macam-macam upacara adat, tarian, dan seni kerajinan nan memikat. Dijamin, waktu kunjungan tak akan cukup hanya satu hari. Niat menjadikan Jasri sebagai desa wisata sebenarnya telah mencuat pada tahun 2009 silam, dan baru terlaksana dua tahun berikutnya.

Tradisi "Perang Api" di Desa Jasri.

Tradisi “Perang Api” di Desa Jasri.

Jasri mengusung keindahan alam dan budaya lokal. Ada di antara Candidasa dan Taman Sukasada Ujung, Kabupaten Karangasem, wisatawan tampak sangat antusias menyaksikan pertunjukan “Perang Api”, dimana ada dua kelompok yang bertarung menggunakan obor yang terbuat dari daun kelapa kering.

Ada beberapa pilihan paket wisata, yakni Village Tour, Tracking, dan Cycling, untuk mengenal lebih dekat keindahan alam dan kehidupan masyarakat setempat. Biayanya hanya Rp100 ribu per orang sedangkan untuk sewa sepeda dikenai tarif Rp25 ribu.

Ketua Pengelola Desa Wisata Jasri, I Made Nana Winantara mengakui, desanya masih membutuhkan pembinaan dari pemerintah meski telah mendapat penghargaan sebagai desa wisata terbaik di 2013 lalu. Untuk menikmati keindahan pantai dan deburan ombak nan menggoda, para wisatawan tak bosan-bosannya berselancar.

Lelah menikmati pemandangan alam, para turis bisa beristirahat sambil mengulik keahlian warga setempat membuat dodol nangka, menulis di daun lontar, membuat gerabah hingga melihat aktivitas pande besi. Bagi yang ingin berkunjung, bisa bermalam di tujuh rumah penduduk yang disulap menjadi penginapan berkat bantuan Bank Indonesia. Wisatawan juga bisa menginap di vila-vila milik orang luar desa yang sudah mulai banyak di bangun di sepanjang pantai.

“Selain bantuan dari BI, Desa Jasri juga mendapat bantuan PMPN Pariwisata sebesar Rp70 juta di tahun 2012, Rp100 juta (tahun 2013), plus Rp30 juta sebagai pemenang predikat desa wisata terbaik,” kata Made.

The post Desa Jasri, Meroket Berkat “Perang Api” appeared first on Majalah SWA Online.

Tanah Lot, Tak Henti Berbenah

$
0
0

Bali tak hanya punya Kuta, obyek wisata menawan dan tak terlupakan. Ada juga Tanah Lot yang menawarkan pemandangan unik, yakni dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya lagi di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Inilah yang menarik minat para pelancong di seluruh dunia. Tercatat, wisatawan yang berkunjung mencapai 2,8 juta orang pada 2013 dan 3,1 juta di tahun berikutnya.

Inilah yang membuat pembenahan secara terus-menerus menjadi hal yang wajib di Tanah Lot. Masalah parkir masih menjadi kendala, terutama di sore hari menjelang sunset, saat puncak kunjungan. Padahal, areal parkir mampu menampung 2.000 kendaraan. Tak jarang, pengunjung terpaksa memarkir kendaraannya di badan jalan yang menyebabkan kemacetan panjang. “Walaupun rata-rata kunjungan hanya dua jam, tapi di saat liburan, kenyamanan menjadi berkurang,” kata Toya Adnyana, Ketua Badan Pengelola Tanah Lot sejak tahun 2011.

Ia mengakui, tidak punya program spesial dalam pengelolaan Tanah Lot. Namun, pembenahan seperti perbaikan infrastruktur, penataan taman dan trotoar, serta perbaikan saluran irigasi terus digenjot demi memperbaiki kualitas layanan dan kenyamanan untuk para wisatawan. “Yang juga penting adalah toilet umum di areal parkir dan taman yang terus dibenahi kebersihannya,” kata pensiunan Dinas Kehutanan Pemerintah Kabupaten Tabanan ini.

Tanah Lot

Tanah Lot

Pengelolaan kawasan wisata seluas dua hektar ini memang dilakukan bersama antara Pemkab Tabanan, Desa Pekraman Braban, dan Badan Pengelola yang juga mendapat amanah operasional sehari-hari. Untuk mempermudah kontrol, Toya membagi Badan Pengelola Taman Lot yang dipimpinnya menjadi 10 Divisi dengan tanggung jawabnya masing-masing, antara lain divisi kebersihan, keamanan, transportasi.

Divisi kebersihan paling banyak mendapat sorotan. Maklum saja, mereka harus menghadapi tumpukan sampah batok kelapa muda yang ditinggalkan sekitar 7.000 orang wisatawan yang datang setiap harinya. Angkanya bisa membengkak menjadi 9.000 pada saat libur akhir pekan. Jumlah itu masih bisa naik lagi menjadi 15.000 orang di musim libur sekolah dan mencapai puncaknya yakni 26.000 saat akhir tahun. “Setidaknya ada 2.000 batok kelapa muda yang terjual di kawasan ini setiap harinya. Akhirnya timbul masalah tersendiri sebelum Universitas Warmadewa menawarkan bantuan untuk mengolahnya menjadi briket,” ujar Toya.

Para pengunjung Tanah Lot tak perlu khawatir soal keamanan. Kawasan wisata yang mulai dibuka pada pukul 07.00 pagi dan tutup pukul 19.00 malam ini punya 30 orang satuan pengamanan (satpam) dan bantuan 45 orang pecalang dari desa adat. Untuk memantau suasana terkini di sekitar lokasi bisa lewat kamera CCTV yang dipasang di 16 titik. “Para turis bisa lebih tenang berbelanja di 450 kios suvenir yang 90% pemiliknya adalah warga desa adat. Bisa juga lewat 200 warga desa yang menjadi pedagang acung di kawasan wisata,” katanya.

The post Tanah Lot, Tak Henti Berbenah appeared first on Majalah SWA Online.


2018, Bali Ingin Punya 100 Desa Wisata

$
0
0

Bali adalah surga dunia di mata para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bicara pariwisata Bali, tentu tak boleh melewatkan keindahan sunset di Pantai Kuta, hangatnya mentari pagi di Pantai Sanur, ataupun gemerlap dunia malam di sekitar kawasan Legian. Semua destinasi wisata itu terletak di sebelah Selatan Bali.

Sesungguhnya, keindahan Bali tak hanya ada di wilayah Selatan. Di Bali bagian Barat, ada banyak tempat wisata yang tak boleh dilewatkan. Kabupaten Jembrana, misalnya, punya tempat wisata pantai, sejarah, serta Taman Nasional Bali Barat yang kesohor sebagai rumah dari penangkaran burung langka khas Bali, yakni Jalak Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra, menilai pariwisata Bali selama ini hanya terkonsentrasi di bagian selatan. Itulah kenapa pihaknya mengembangkan konsep desa wisata. Inovasi ini diharapkan mampu memberikan pemerataan pendapatan antara wilayah Bali Barat dan Selatan. “Target kami, punya 100 desa wisata di tahun 2018 mendatang,” katanya.

Saat ini, sudah ada 24 desa wisata yang tersebar di 9 kabupaten/kota. Pada tahun 2015, sudah ada 11 desa wisata baru yang tengah mendapat pembinaan. Selain untuk mengembangkan pariwisata Bali, konsep desa wisata juga bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus menambah pendapatan asli daerah (PAD).

“Setiap desa di kabupaten/kota di Bali memiliki ciri khas. Itulah yang dijual sehingga setiap desa bisa ikut menikmati dampak kegiatan pariwisata. Perekonomi desa akan semakin terangkat,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra (www.disparda.baliprov.go.id)

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra
(www.disparda.baliprov.go.id)

Selama ini, Pemda menerima masukan dari masyarakat atau pihak swasta tentang desa mana saja yang layak dikembangkan menjadi desa wisata. Setelah memenuhi persyaratan tertentu, perangkat desa dan masyarakat setempat akan mendapatkan pembinaan sembari dipersiapkan infrastruktur utama seperti akses jalan dan lain-lain.

“Memang belum semuanya bisa berjalan. Ada juga desa yang masih ditata. Untuk promosi, selain dilakukan bersama-sama di tingkat kabupaten/kota dan provinsi dengan bantuan Asita (Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia) dan HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), masing-masing desa wisata diarahkan mempromosikan ciri khasnya di media sosial,” ujar Yuniartha.

Selain kesiapan infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya, lanjut dia, juga ada pembinaan tentang kesadaraan masyarakat menjaga kebersihan dan kesiapan mental saat menyambut kedatangan wisatawan ke daerahnya. Pola hidup bersih dan keramahan saat menjamu tamu adalah prioritas utama.

Dari data Kadisparda Bali, kunjungan wisatawan asal Eropa ke desa wisata Bali masih yang terbesar. Disusul, para pelancong dari Amerika, Australia, dan Asia. Belakangan, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke desa-desa wisata di Bali terus merangkak naik.

The post 2018, Bali Ingin Punya 100 Desa Wisata appeared first on Majalah SWA Online.

Maxima Realty Bangun Resort Mewah di Bali

$
0
0

PT Mugie Bali Indah (MBI) bersama New World Hotels & Resorts, sebuah brand hotel dari Rosewood Hotel Group, menandatangani perjanjian kerja sama bisnis di Jakarta. Kedua perusahaan sepakat berkongsi untuk membangun resort mewah (bintang lima) bernama New World Grand Bali Resort di Pecatu, Bali. New World Grand Bali Resort, dengan demikian, akan menjadi portofolio properti pertama dari New World Hotels & Resorts di Indonesia. Resort ini dijadwalkan sudah dibuka 2017.

Bagi PT Mugie Bali Indah, proyek baru ini memperkuat kiprahnya yang selama ini aktif membangun properti besar di Bali, terutama hotel dan villa. MBI sendiri merupakan anak usaha Maxima Realty Group, yang sebelumnya sukses membanngun resort mewah, Anantara Seminyak Hotel & Resort dan Waldorf Astoria Ubud. Maxima Realty Group, dibangun oleh pengusaha Djoni Hasjim dan Sophie Soelaiman, sejak berdiri memang aktif menjadi developer baik untuk properti residensial, komersial dan industrial.

“Kami gandeng New World Hotels & Resorts karena mereka sudah berpengalaman mengelola resort mewah dan punya jaringan di Asia yang kuat,” ungkap President Director PT Mugie Bali Indah, Djoni Hasjim.

Maxima Realty Djoni Hasjim

Djoni menambahkan, New World Hotels & Resorts merupakan perusahaan manajemen hotel yang selama ini fokus di properti mewah dan sudah beroperasi di Hong Kong, Beijing, Dalian, Guiyang, Shanghai, Wuhan, Ho Chi Minh, dan Manila. New World Hotels & Resorts sendiri menargetkan mengoperasikan 30 hotel pada tahun 2020.

Rencananya, resot mewah New World Grand Bali Resort menempati lahan 10,8 ha, berada di kawasan Pecatu Dreamland. Lebih tepatnya, berada di titik tertinggi dari komplek Pecatu Indah Resort. New World Grand Bali Resort akan dibangun dengan total 413 unit, terdiri dari 220 unit tipe suite, 108 grand suite, ditambah 85 unit luxurious villa. Luas tipe suites 60 m2, grand suites 84 m2, dan luxury villa (1-4 kamar tidur) dengan kisaran luas 250 m2 – 1.000 m2. Dari jumlah unit yang dibangun, jumlah yang dijual dibatasi, alias akan banyak yang disewakan. Untuk yang dijual, kisaran harga per unit Rp 3,5 Milyar sampai Rp 6,5 Milyar.

Resort terpadu ini akan menawarkan luxurious experience dengan pemandangan panorama Samudera Hindia, di dalamnya ada berbagai fasilitas seperti Pool Stage, Dancing Fountain, Wedding Chapel, Convention Center, Ballroom, meeting room, Waterpark with Lazy River, Kids Pool, Water Slide, Forest dan Restauran tematik. Termasuk juga Rooftop Lounge, fitness center, signature spa, tennis court dan pilihan rekreasi di New Kuta Pecatu Golf Course.

“Kami optimis, proyek ini akan mendapat sambutan bagus dari konsumen. Berdasarkan pengalaman kami, ini akan menjadi investasi yang sangat menguntungkan bagi pembeli, sekaligus tempat yang mewah untuk ditinggali,” sebut Djoni Hasjim seraya membandingkan dengan proyek-proyek sebelumnya seperti Anantara Seminyak Hotel & Resort dan Waldorf Astoria Ubud.

The post Maxima Realty Bangun Resort Mewah di Bali appeared first on Majalah SWA Online.

Indosat Perluas Jaringan 4G-LTE di 3 Kota

$
0
0

PT Indosat Tbk secara resmi meluncurkan jaringan Super 4G-LTE di Bali, Yogyakarta dan Bandung, Rabu (29/4). Ini sejalan dengan komitmen perseroan memperluas cakupan jaringan 4G LTE sekaligus menghadirkan akses data terbaik dari sisi kecepatan dan kestabilan. Jakarta menjadi kota pertama untuk layanan Super 4G-LTE yakni bertepatan dengan Ulang Tahun Indosat pada Desember 2014 lalu. Hasilnya? Kecepatan download data di Ibukota Negara mencapai 185 Mbps. Ke depan, perseroan akan terus memperluas cakupan jaringan 4G-LTE.

“Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi Indosat dimana kami bangga dapat meluncurkan Indosat Super 4G LTE di Bali, Yogyakarta, dan Bandung secara bersamaan. Kami berharap peluncuran ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan selalu terdepan dalam menyediakan layanan data terbaik bagi masyarakat Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam menyediakan teknologi terkini dan inovatif untuk memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia,” kata Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat dalam rilisnya.

Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat (dua dari kanan) bersama Kevin Henry, Group Head Data & Value Added Services (kiri), dan Gunung Hari Widodo, Division Head Regional Commercial Operations (kanan) saat peluncuran Super 4G LTE di Bandung.

Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat (dua dari kanan) bersama Kevin Henry, Group Head Data & Value Added Services (kiri), dan Gunung Hari Widodo, Division Head Regional Commercial Operations (kanan) saat peluncuran Super 4G LTE di Bandung.

Peluncuran layanan Super 4G-LTE di tiga kota ini juga dibarengi dengan penukaran Kartu SIM secara gratis pada pelanggan Indosat di Galeri Indosat Bali, Yogyakarta, dan Bandung. Untuk menikmati layanan anyar ini, pelanggan membutuhkan Simcard khusus Super 4G-LTE. Untuk menikmati layanan LTE tersebut, pelanggan dapat berlangganan paket internet bulanan mulai Rp 49 ribu dengan mendapatkan paket data 11 GB.

Untuk memuaskan para pelanggan, Indosat telah melakukan modernisasi jaringan sejak 2013 dengan menggunakan teknologi U900 dan DC-HSPA+ di seluruh Indonesia dengan kecepatan hingga 42 Mbps. Jaringan baru Indosat yang sudah di modernisasi tersebut merupakan yang tercepat dan terluas di Indonesia. Selain meningkatkan kualitas suara melalui HD (high definition) dan layanan SMS, teknologi tersebut juga akan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan data untuk berbagai aktifitas dunia maya mereka seperti browsing, upload file, serta live streaming.

Jaringan 4G atau LTE (Long Term Evolution) merupakan teknologi jaringan telekomunikasi terbaru yang dikategorikan sebagai teknologi generasi ke-4. LTE memiliki keunggulan pada kecepatan dan efisiensi jaringan, sehingga pelanggan dapat menikmati layanan data dengan lebih nyaman. Pelanggan akan dapat melakukan berbagai aktifitas seperti browsing, chatting, berkomunikasi, download/upload data dan foto, content streaming dan bermain game dengan lebih cepat dan efisien.

The post Indosat Perluas Jaringan 4G-LTE di 3 Kota appeared first on Majalah SWA Online.

All New Mazda2 Irit, 3 Pulau Cukup 44 Liter

$
0
0

Mazda berhasil membuktikan efisiensi penggunaan bahan bakar dari All New Mazda2 SKYACTIV. Dalam perjalanannya melalui kota-kota besar di tiga pulau, yakni Semarang, Surabaya, Ketapang, Bali, dan Lombok, dengan total jarak tempuh sejauh 1044,9 kilometer (km), varian Mazda tersebut cukup menggunakan bahan bakar sebanyak 44 liter.

Keizo Okue, Presdir PT Mazda Motor Indonesia (MMI), mengatakan, MMI dan All New Mazda2 SKYACTIV pekan lalu berhasil tiba di Pulau Lombok yang merupakan destinasi pulau terakhir dari tantangan Mazda dalam acara All New Mazda2 E-Halt Challenge 2015: One Tank for Three Islands. Rangkaian perjalanan melintasi Pulau Jawa, Bali, dan Lombok yang dimulai pada 21 April 2015 ini merupakan kelanjutan dari kegiatan All New Mazda2 Beyond Excitement dan All New Mazda2 24HRS TAKE&GO! yang telah diadakan sebelumnya di Jakarta. “Hasilnya, Mazda sukses membuktikan efisiensi penggunaan bahan bakar dari All New Mazda2 SKYACTIV dengan total jarak tempuh sejauh 1044,9 km hanya dengan 44 liter bahan bakar,” kata dia.

Keizo Okue, President Director PT Mazda Motor Indonesia

Keizo Okue, President Director PT Mazda Motor Indonesia

Melalui perjalanan yang mencakup Semarang, Surabaya, Ketapang, Bali dan Lombok, Mazda bersama dengan All New Mazda2 SKYACTIV ingin memberikan pengalaman kepada para pecinta Mazda untuk merasakan kembali elemen kunci utama Mazda generasi keenam, yaitu SKYACTIV Technology, KODO Design-Soul of Motion, i-ACTIVSENSE, dan juga MZD Connect. “Setelah di beberapa kegiatan sebelumnya Mazda telah mencoba mengeksplorasi kemampuan dan ketangguhan dari All New Mazda2 SKYACTIV dalam kondisi jalanan di dalam kota, kini para penikmat Mazda dapat merasakan performa kendaraan dan efisiensi penggunaan bahan bakar yang menakjubkan untuk perjalanan luar kota yang demikian jauh didukung oleh fitur-fitur unggulan Mazda,” ungkap Okue.

Astrid Ariani Wijana, Manajer Pemasaran Senior MMI, selama kegiatan tersebut All New Mazda2 SKYACTIV berpetualang sembari menguji kemampuan yang tanpa kompromi memaksimalkan efisiensi bahan bakar sekaligus kenikmatan dan performa berkendara. Sebelum memulai perjalanan, tangki dari seluruh mobil All New Mazda2 dikosongkan dan kemudian diisi bahan bakar masing-masing sebanyak 44 liter sehingga seluruh kendaraan yang digunakan selama kegiatan tersebut berada di level dan kondisi yang sama.

Menurut Astrid, perjalanan tiga pulau dengan konsep acara yang mengupas tuntas fitur-fitur utama dari produk terbaru Mazda yang juga mengutamakan eco-drive ini melengkapi perjalanan All New Mazda2 SKYACTI Vsemenjak mobil ini diluncurkan tahun lalu. Melalui petualangan ini, para pecinta Mazda bersama-sama dengan MMI dapat mewujudkan pengalaman berkendara yang menyenangkan dengan performa tinggi dan ramah lingkungan, ini sejalan semangat Zoom-Zoom Mazda,” jelas dia.

Astrid menyatakan, tercapainya tiga pulau dengan hanya berbekal 44 liter bahan bakar ini pun dapat terwujud karena pengadopsian penuh SKYACTIV Technology pada All New Mazda2 yang memberikan kenikmatan tanpa batas dengan efisiensi bahan bakar. Kombinasi antara SKYACTIV-G 1.5L dengan kompresi tinggi 13:0:1 serta sistem pembuangan 4-2-1 dan SKYACTIV-DRIVE yang menghasilkan perpindahan gigi dengan cepat dan halus, memungkinkan efisiensi yang tinggi sehingga berkontribusi pada konsumsi bahan bakar keseluruhan.

The post All New Mazda2 Irit, 3 Pulau Cukup 44 Liter appeared first on Majalah SWA Online.

Tekad Mulyati Gozali Memakmurkan Petani Anggur di Bali

$
0
0

Pendiri PT Sababay Industry, Mulyati Gozali, kadung jatuh cinta dengan Pulau Dewata, Bali. Selepas pensiun sebagai Presiden Komisaris dan Direktur Keuangan PT Gajah Tunggal Tbk, terbersit keinginan untuk menetap dan membesut bisnis di Bali. Bisnis winery akhirnya yang dipilih. Saat hendak meritis bisnis, ia justru prihatin melihat nasib para petani di bagian Utara Bali, yang merupakan sentra pertanian di pulau tersebut. Di wilayah ini memang minim turis dan penduduknya lebih banyak menjadi petani. Lain halnya dengan wilayah Selatan Bali yang lebih makmur berkat industri pariwisata.

Pendiri PT Sababay Industry, Mulyati Gozali.

Pendiri PT Sababay Industry, Mulyati Gozali.

Jutaan turis asing menyambangi Pulau Dewata. Dari hasil analisisnya, mereka menghabiskan 21 juta liter wine setiap tahunnya. Itu belum termasuk konsumsi pelancong domestik dan pebisnis yang rutin datang ke Bali. Namun, potensi besar itu tak bisa dinikmati para petani anggur di Bali Utara, penghasil buah yang menjadi bahan baku wine. “Bayangkan saja, petani di sana pendapatannya hanya Rp 1 juta per tahun. Padahal, mereka rajin, mau bekerja di lahan seluas 3.000 m2. Sayang, tengkulaknya banyak. Hasil panen anggur mereka hanya dihargai Rp 500 per kilogram,” katanya.

Hatinya pun tergerak ingin mengangkat derajat kehidupan para petani di Bali. Caranya, dengan memutus rantai distribusi. Dari hasil lawatannya ke mancanegara, ia akhirnya bisa memotret perbedaan petani anggur di Indonesia dengan sejawatnya di Thailand. Petani di Tanah Air diperlakukan tidak adil karena tengkulak hadir di empat-lima lapis distribusi hingga saat buah masuk ke kotak penyimpanan. “Itulah kenapa petani anggur di Thailand bisa kaya sedangkan di sini masih banyak yang miskin,” ujarnya.

Tekad Mulyati membangun bisnis wine sekaligus memakmurkan petani sudah bulat. Apalagi, pasokan anggur dari Bali Utara, tepatnya dari kawasan Buleleng sudah cukup memadai. Ada sekitar 1.000 hektare tanaman anggur di daerah tersebut. Sababay Wine akhirnya yang diproduksi di pabrik seluas 2 hektare pun meluncur ke pasaran. Demi memutus mata rantai tengkulak, pabriknya pun dibangun di satu lokasi dengan area perkebunan rakyat. “Kami juga memberdayakan petani agar bisa hidup layak dan mendapatkan hasil yang fair,” katanya.

Dengan pola perkebunan dan pabrik yang terintegrasi, para petani anggur di Bali Utara bisa menikmati harga lebih tinggi untuk hasil panennya, yakni Rp 5 ribu per kilogram, atau 10 kali lebih tinggi dari harga di tengkulak. Saat ini, total sudah ada 160 petani binaan Sababay Industry. Yang lebih menggembirakan hatinya adalah para petani binaannya kini bisa meraup hasil panen hingga Rp 100 juta per tahun. Sebuah angka yang tak pernah terbayangkan oleh para petani di wilayah Bali Utara.

“Lima tahun pertama, kami dorong petani untuk mandiri. Lima tahun kedua menjadi makmur. Saat ini, petani sudah happy, anak-anaknya bisa kuliah, punya banyak hewan ternak, dan lainnya,” ujarnya. (Reportase: Herning Banirestu)

The post Tekad Mulyati Gozali Memakmurkan Petani Anggur di Bali appeared first on Majalah SWA Online.

Viewing all 9280 articles
Browse latest View live